Kamis, 13 Oktober 2011

REFLEKSI HUT KE 12 KABUPATEN NUNUKAN (3): Rekostruksi Usaha Rumput Laut di Nunukan

REFLEKSI HUT KE 12 KABUPATEN NUNUKAN (3):

Rekostruksi Usaha Rumput Laut di Nunukan

Oleh : Ir. H. Dian Kusumanto

Hasil produksi rumput laut kering di Nunukan sudah menjadi yang terbesar di Pulau Kalimantan, setiap bulan sekitar 500 ton rumput laut kering dikirim ke Surabaya dan Makasar. Pengiriman ke Makasar menggunakan kapal dengan kemasan karung sak plastic melalui Pelabuhan Pare-Pare, diteruskan dengan angkutan truk menuju Makasar. Sedangkan pengiriman ke Surabaya diangkut dalam peti kemas 20 feet dengan kapal barang jurusan Surabaya.

Rumput laut yang sudah dipanen oleh petani kemudian dikeringkan di pinggir pantai atau di daratan, setelah kering rumput laut disimpan digudang atau rumah petani sambil menunggu pembeli. Pembeli yang datang biasanya adalah para peluncur yang mewakili para pedagang. Para petani biasanya hanya berhubungan dengan para peluncur ini. Hargapun biasanya banyak ditentukan oleh para peluncur dan petani biasanya menurut saja harga yang ditentukan berdasarkan versi para peluncur. Kalau harga cocok barang akan ditimbang dan diangkut oleh para peluncur menuju gudang para pedagang.

Ada pedagang local yang berasal dari Nunukan sendiri dan ada juga kadang-kadang pedagang dari luar daerah. Pedagang luar daerah yang sering masuk ke Nunukan ini antara lain berasal dari Surabaya, Makasar, Batam dan Jakarta. Jika banyak pedagang dari luar daerah yang masuk, biasanya harga di tingkat petani agak naik, namun jika tidak ada pedagang luar yang masuk, maka harga biasanya turun.

Menurut beberapa petani, selain factor harga , kalau produksi rendah juga akan mengurangi pendapatannya. Ukuran yang lazim mereka gunakan adalah tali bentangan. Ukuran kepemilikan dan ukuran produksi juga didasarkan pada jumlah satuan tali bentangan. Demikian juga dalam membayar ongkos buruh pengikat bibit, menanam atau mengikat tali di lokasi fondasi, juga berdasarkan satuan tali bentangan.

Yang sering dikeluhkan oleh para petani adalah :

1. Harga rumput laut yang rendah

2. Biaya-biaya tenaga yang semakin mahal

3. Produksi rumput laut yang rendah

4. Sering terjadi rumput laut putus, patah dan rontok.

5. Rumput laut banyak ditempeli tiram dan terbalut lumut.

6. Tali bentangan putus, lepas dan terhanyut atau tergulung.

7. Kalau cuaca sering hujan, tenaga untuk penjemuran jadi lebih banyak, kesusutan semakin besar, biaya juga membengkak. Dengan demikian rumput laut tidak bisa segera dijual dan dana pembayaran jadi tertunda.

Upaya upaya rekonstruksi usaha rumput laut ini harus bisa menjawab berbagai masalah di atas, baik secara langsung atau tidak langsung, jangka pendek maupun jangka panjang demi kelangsungan dan kegairahan usaha petani. Upaya-upaya itu bisa ditempuh menurut beberapa aspek berikut :

1. Pengelolaan tata ruang dan lokasi budidaya

2. Penguatan kelembagaan, system kemitraan dan tata niaganya.

3. Perbaikan system budidaya dengan produktifitas tinggi dan berkelanjutan

4. Pengelolaan paska panen yang dapat menjamin kualitas produk dengan nilai tambah yang tinggi dan berdaya saing serta tidak terpengaruh oleh perubahan cuaca yang sering berubah.

5. Memperbaiki system operasional tata niaga yang efisien, murah dan rasional meliputi tarif angkutan, buruh, jasa pelabuhan dan kapal yang rasional dan pasti.

6. Menetapkan harga sesuai dengan standard mutu yang terkontrol, adil dan transparan diantara petani dan pedagang.

7. Penyediaan permodalan usaha dan jaminan social bagi para petani rumput laut dan keluarganya.

8. Mengembangkan nilai tambah

9. Dll.

Upaya-upaya di atas masih perlu dirinci secara lebih detail dan dilakukan dengan sungguh-sungguh, dikontrol dan dievaluasi secara terus menerus untuk terciptanya suatu system usaha yang saling menguntungkan dan berkelanjutan. Oleh karena itu perlu dibangun rasa kebersamaan, saling menghargai, transparansi, adil dan saling menjaga antara para stake holder, baik petani, pembina, pedagang dan pabrikan atau eksportir. Pembina yang dimaksud adalah Pemerintah, Penegak Hukum, Perbankan dan seluruh aparatnya juga harus bisa diterima keberadaannya baik oleh petani maupun oleh pedagang yang ada, juga menjalankan tugasnya dengan benar.

Bagaimana menurut Anda???

1 komentar:

  1. pak saya farhan dari lombok, NTB..
    saya udah 2 tahun terjun di rumput laut untuk mengakomodir para petani rumput laut yg ada didaerah kami, mhn recomendasi perusahaan yg notabenenya sbg pengolah/prosdusen rumput laut yg dijawa krn kebanyakan yg kita temui hanyalah para peluncur yg tidak jelas..mhn petunjuknya pak

    BalasHapus

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More